Keluarga Soetikno Pemilik Raksasa Farmasi Dexa Medica di Balik IPO Medela Potentia (MDLA)
TheEconopost.com, PT Medela Potentia Tbk. (MDLA) perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan pemasaran produk farmasi serta alat kesehatan, resmi mengumumkan rencana penawaran umum perdana saham (IPO). Perseroan akan melepas sebanyak 3,5 miliar saham baru dengan rentang harga penawaran antara Rp180 hingga Rp230 per lembar saham.
Berdasarkan prospektus awal yang dirilis, masa penawaran awal akan berlangsung pada 11 hingga 17 Maret 2025. Setelah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dijadwalkan pada 25 Maret 2025, Medela Potentia akan melanjutkan masa penawaran umum pada 27 Maret hingga 11 April 2025. Saham perseroan rencananya akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 April 2025.
Perseroan menargetkan perolehan dana maksimal Rp805 miliar dari IPO ini. Sebagian besar dana yang diperoleh dari IPO yakni sekitar 86,4%, akan disalurkan kepada PT Anugrah Argon Medica (PT AAM) dalam bentuk pinjaman dan setoran modal.
Oleh PT AAM dari jumlah tersebut, 16,5% akan digunakan untuk melunasi utang pokok fasilitas kredit jangka pendek dari BCA, yang memiliki saldo Rp100 miliar per 30 November 2024 dengan bunga 6,6%. Setelah pelunasan, saldo kewajiban PT AAM terhadap fasilitas ini akan menjadi nihil.
Selain itu, 12,9% dialokasikan oleh PT AAM untuk pembelian tanah dan bangunan PT Sarana Titan Manunggal (PT STM) di Jababeka II senilai Rp77,9 miliar guna memperkuat infrastruktur distribusi. Pabrik ini dimiliki oleh pemegang saham dan ditempatkan sebagai pihak berelasi. Sisanya digunakan untuk modal kerja dalam pembelian persediaan barang.
Sekitar 10% dari dana IPO akan disalurkan kepada PT Deca Metric Medica (PT DMM) untuk pelunasan dipercepat utang fasilitas kredit investasi dari BCA sebesar Rp22,6 miliar dengan bunga 7,5%, serta untuk pembelian bahan baku dan biaya operasional. Sisanya akan diberikan kepada PT Karsa Inti Tuju Askara (PT KITA) sebagai modal kerja untuk mendukung ekspansi bisnis, termasuk pemasaran dan pengembangan platform GoApotik.
Selain IPO, Medela Potentia juga mengadakan Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) sebesar 2,98 juta saham serta Program Management Incentive Plan (MIP) dengan alokasi 12,82 juta saham. Program ini bertujuan memberikan insentif kepada karyawan dan manajemen untuk meningkatkan kinerja jangka panjang.
Sebagai perusahaan yang memiliki jaringan distribusi luas, Medela Potentia mengoperasikan 35 kantor cabang dan tiga kantor perwakilan di Indonesia, serta tiga kantor cabang di Kamboja. Perseroan juga mengelola lebih dari 9.000 SKU produk farmasi dan alat kesehatan.
PT Indo Premier Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini. Adapun nama penjamin emisi efek lainnya masih akan diumumkan kemudian.
Kinerja Keuangan MDLA
Medela Potentia mencatatkan peningkatan pendapatan bersih sebesar 12% menjadi Rp10,09 triliun per 30 September 2024 dibandingkan Rp9,02 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan penjualan di segmen farmasi yang terus meningkat setelah pandemi Covid-19 berakhir.
Namun, meskipun pendapatan meningkat, laba tahun berjalan setelah efek penyesuaian proforma mengalami penurunan 2,8% menjadi Rp230,1 miliar dari Rp237,0 miliar pada periode yang sama tahun 2023.
Laba sebelum pajak Medela Potentia tercatat naik tipis 0,6% menjadi Rp310,2 miliar dari Rp308,5 miliar pada 30 September 2023. Sementara itu, beban pajak penghasilan mengalami kenaikan 12,2% menjadi Rp80,4 miliar dari Rp71,6 miliar pada periode yang sama, seiring meningkatnya penghasilan kena pajak.
Di sisi lain, rugi komprehensif lainnya meningkat signifikan 216,7% menjadi Rp4,3 miliar dari Rp1,36 miliar, terutama akibat selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan. Secara keseluruhan, total penghasilan komprehensif tahun berjalan menurun 4,1% menjadi Rp225,8 miliar dari Rp235,6 miliar pada 30 September 2023.
Secara keseluruhan, aset perusahaan per 30 September 2024 mencapai Rp5.69 triliun. Dari aset ini sebanyak Rp3,57 triliun adalah liabilitas, sedangkan sisanya Rp2,11 triliun merupakan ekuitas.
Raksasa Farmasi Dexa Medica di Balik IPO MDLA
Sebelum IPO, pemegang saham utama Medela Potentia adalah Dra. Hetty Soetikno dengan kepemilikan 88% dan PT Ekon Prima sebesar 12%. Ekon Prima sendiri adalah perusahaan milik Hetty Soetikno (20%) dengan sang putra mahkota Ferry Abidin Soetikno (80%).
Untuk diketahui, Hetty dan putranya Ferry adalah pengendali salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia, Dexa Group.
Dexa Medica Group adalah perusahaan farmasi yang didirikan di Palembang, Sumatera Selatan pada tahun 1969. Perusahaan ini dirintis oleh almarhum Letkol apt. Drs. Rudy Soetikno (Ko Khing Tik) bersama sejumlah rekan yang belum diungkap. Rudy adalah suami dari Hetty Soetikno.
Hetty sebagai Co-founder bersama sang suami merintis Dexa Medica dari sebuah apotik di Palembang. Sedangkan Ferry Abidin Soetikno adalah CEO Dexa Medica Group yang juga anak sulung dari Hetty dan Rudy. Pewaris konglomerasi Dexa Medica lain adalah Profesor Roy Soetikno dan Grace Soetikno.
Setelah IPO, struktur kepemilikan MDLA berubah dengan masuknya investor publik. Perseroan juga mengalokasikan 2,98 juta saham untuk program kepemilikan karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) dan 12,82 juta saham untuk Program Management Incentive Plan (MIP).
| Bayar Sesuai Keinginan Terima Kasih Sudah Membaca Berita Istimewa di The Econopost! Konten yang Anda baca merupakan konten premium. Apresiasi kami dengan melakukan pembayaran melalui QRIS mulai dari Rp.5000 hingga sesuai keinginan. ![]() Cukup scan QR code yang tersedia, dan terus nikmati informasi terbaru yang kami sajikan khusus untuk Anda. Kontribusi Anda sangat berarti bagi kami untuk terus menghadirkan informasi tajam, terpercaya, dan eksklusif sesuai kebutuhan. Best Regard |

